2 Januari diperingati sebagai Hari Introvert, sebuah hari yang ditujukan untuk menghargai dan memahami karakter introvert dalam masyarakat. Namun, sebenarnya bagaimana sejarah dari perayaan ini?
Perayaan Hari Introvert pertama kali dimulai di Amerika Serikat pada tahun 2011 oleh seorang penulis bernama Susan Cain. Susan Cain adalah seorang introvert yang merasa bahwa karakter introvert seringkali dianggap kurang berharga di tengah-tengah masyarakat yang lebih menghargai ekstrovert.
Melalui bukunya yang berjudul “Quiet: The Power of Introverts in a World That Can’t Stop Talking”, Susan Cain ingin menyuarakan pentingnya keberadaan introvert dalam masyarakat. Dengan perayaan Hari Introvert, dia berharap dapat meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap karakter introvert yang seringkali dianggap sebagai orang yang pendiam, pemalu, atau bahkan kurang berperan dalam kehidupan sosial.
Perayaan Hari Introvert kini telah menyebar ke berbagai negara termasuk Indonesia, di mana masyarakat mulai sadar akan pentingnya memahami perbedaan karakter seseorang dan menghargai kontribusi yang diberikan oleh setiap individu, termasuk para introvert.
Sebagai orang introvert, perayaan Hari Introvert menjadi momen yang penting untuk merayakan keunikan dan kelebihan yang dimiliki oleh setiap individu. Ini juga menjadi kesempatan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menerima perbedaan dan membangun lingkungan yang inklusif bagi semua orang, tanpa memandang karakter atau kepribadian seseorang.
Dengan memperingati Hari Introvert, kita diingatkan untuk tidak hanya menghargai orang-orang yang ekstrovert dan berani bersuara, tetapi juga mengakui peran penting yang dimainkan oleh para introvert dalam masyarakat. Semoga perayaan Hari Introvert dapat terus menjadi momentum untuk memperkuat solidaritas dan saling menghargai antara individu dalam kehidupan sehari-hari.